Jumat, 30 Desember 2011

Paling Benci

Aku paling benci. Jika aku telah menyukai seseorang, dan seseorang itu juga menyukai aku namun di satu sisi dia tetap mengharapkan sosok awal yang pernah dia sukai kembali lagi.
Aku paling benci. Jika aku memberikan kepercayaan, namun hal itu sia-sia dipupuskan dengan mengingat seseorang yang membuat dia jauh merasa kembali ke dalam cinta.
Aku paling benci. Jika aku telah memberi waktu untuk membuat keputusan, namun setelah berjalan dia merasa keputusan yang dia buat adalah suatu kesalahan.
Aku benci ketika aku kembali dikhianati.

Cinta

Cinta..
Sebenarnya cinta itu ada,
hanya tak terlihat.. tapi terasa..
Sebenarnya cinta tak pernah menyakiti,
mungkin hanya karena,
kita tak bisa mengerti arti cinta yang sesungguhnya..!!
Hargai cinta yang ada,
Jangan sia-siakan orang yang mencintai dan menyayangi mu..
karena..
Lebih baik menjalin hubungan dengan orang yang mencintai,
meskipun kita tak mencintai..
dari pada
kita mencintai tapi tak dicintai..
Cinta??
cinta berdasar uang,,
tak akan lama..
cinta berdasar wajah,,
cepat putus..
cinta berdasar mainan,,
satu pihak akan sakit hati..
tapi..
bila cinta berdasar setia dan kejujuran dari dalam hati
cinta akan lama menghilang..
*****
Cinta??
cinta itu bodoh
cinta itu munafik
cinta itu pembohong
cinta itu curang
cinta itu tak mengerti
cinta itu kebencian
cinta itu keterlaluan
cinta itu keraguan
cinta itu pembunuh
cinta itu penjahat
cinta itu konyol
cinta itu boros
cinta itu sebuah penghianatan
cinta itu pura-pura
tapi..
ada satu hal yang selalu aku ingat
bahwa aku sudah merasakan semua itu..

Cintaku..
cinta ku akan tetap setia
saat hati tersakiti..
Tetap memaafkan
saat di bohongi..
Tetap tersenyum
saat di bodohi..
Tetap menanti
saat di tinggalkan..
dan
Tetap menerima
pada saat dia kembali..

Selasa, 20 Desember 2011

Aku Kamu Dan Dia

“Kamu gak bisa lagi?”
 Jawaban bernada pasti dari seberang telepon membuatku lemas terduduk di depan jendela kelas. Aku mengucapkan salam perpisahan, kemudian bangkit dan berjalan pelan ke arah mejaku.
 Setelah mendapatkan posisi nyaman untuk duduk di bangkuku, aku memperhatikan seisi kelas yang sepi. Kelasku memang sudah selesai belajar sejak jam dua siang tadi. Namun aku masih bertahan di sini karena dia bilang mau bertemu denganku hari ini.
Dia? Dia siapa?
Dia adalah pacarku, perempuan yang sangat kusayangi. Nafta Ailin. Biasa di panggil Nafta. Ngomong-ngomong, namaku Andhika Bagas kara. Siswa kelas dua di SMAN 7 Tangerang.
Perlahan, kuukir nama Nafta secara transparan di atas mejaku. Ah, sudah lebih dari dua minggu aku tidak menemuinya. Bukannya tidak mau, namun ada saja alasan Nafta untuk menolak semua ajakanku. Karena kupikir mungkin ia sibuk dengan urusannya dengan sekolahnya, jadi aku memilih untuk tidak mengganggunya sementara waktu.
Nafta bersekolah di SMAN 2 Tangerang, SMA dengan senioritas serta anak-anaknya yang gak kalah keren dengan SMAN 7. Nafta termasuk wanita perfect di sekolahannya. Ia cantik, tinggi pun di atas rata-rata. Prestasi? Jangan ditanya. Nilai rapornya tidak pernah di bawah 75 . Dan ia jago sekali menyanyi. Baiklah, yang kutahu semasa SMP-nya ia menduduki posisi rangkap ketua OSIS dan ketua Voice. Sempurna? Bisa jadi.
Namun bukan itu yang bikin aku kepincut sama cewek asal Medan ini. Dia begitu lembut, dia bisa menilai segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Pemikirannya sangat logis dan realistis. Hanya satu kelemahannya dan itulah yang sering membuat citranya hancur di mata orang-orang yang mempercayainya.
Nafta sangat mudah dipaksa orang. Ia selalu dibebani dengan perasaan gak enak jika menolak. Itu yang membuat beberapa anak nakal mengerjainya, memaksanya untuk membuatkan PR dan segala macam. Ya, Nafta sangat lemah dalam hal menolak sesuatu.
Mungkin itu pula yang membuat Alif, seorang siswa kelas tiga yang menjadi ‘majikan’nya betah membuat Nafta menderita. Kalau aku mengajaknya nonton ke 21 pulang sekolah, alasan Nafta paling selalu “maaf aku ada janji buat bikinin pr Alif” atau “maaf Alif ngasih tugas dan harus dikumpulin besok” Alif lagi, Alif lagi. Pacarnya aku atau si Alif sih? Aku lebih terima jika Nafta di kerjain oleh cewek daripada oleh seorang cowok gak jelas.
Oke ralat. Aku tidak mau ada seorangpun yang menyentuh dan menyakiti Nafta. Hey, aku pernah menanyakan tentang apakah ia tidak merasa tersiksa dan keberatan dengan semua keadaan tersebut? Ia hanya mewnjawab “aku baik-baik saja” dan syukurlah aku tidak pernah percaya dengan jawabannya.
Ini pula sifat Nafta yang tidak kusukai. Ia sangat hebat dalam hal menutupi perasaannya. Aku tahu ia merasa sangat terbebani dengan semuanya. Sial, aku yang beda sekolah dengannya hanya bisa duduk sambil menjambaki rambut. Argh.
Aku sudah tidak bisa sabar. Jika sehari dua hari ia diperlakukan seperti ini, terserahlah. Mungkin seniornya masih norak karena baru menjadi senior. Tapi jika selama setahun ia harus seperti ini? Gila, siapa yang kuat?
Aku tak bisa tinggal diam. Akhirnya kuraih kunci mobilku, dan dengan tergesa menyusuri koridor sekolah yang sepi.
“Kok buru-buru amat? Takut ada setan sekolahan yaah?”
Aku tersentak dan langsung menoleh ke sumber suara. Ternyata Nasa, sahabatku. Aku tersenyum kecut.
Nasa menghampiriku dan menunjukkan layar samsung galaxy tab-nya. “Lihat ini. Gue abis menyusup ke website rahasia SMAN 2.” ia melapor. Wah, Nasa emang the best deh. Dia yang tau seluruh keluh kesahku mengenai Nafta. Tentang sekolahnya, Alif-nya, dan lain-lain. Dan dia yang memang seorang hacker mau membantuku secara cuma-cuma. Well, itulah gunanya teman ☺.
“Terus ada berita apa?” aku menanggapi dengan semangat.
“Katanya anak kelas tiga lagi perejesan enam bulanan ke anak barunya. Hari ini jam empat.” Nasa me-lock tabnya, menatapku cemas. “Cewe lo di sana kan? Apa dia baik-baik aja?”
Aku terkejut. Refleks aku menarik Nasa dan kami berlari ke mobilku bersama-sama. Tak lama setelah menstarter mobil, aku langsung menginjak gas tidak sabar.
Aku mengumpat sepanjang perjalanan. Ngedumel abis-abisan. “Gue heran sama SMA 2 deh. Gurunya cuek abis! Masa’ siswa-siwinya pada gak akur, dari pihak guru gak ada yang bertindak sih?! Ini sekolah gila kali! Gak bener banget!”
Nasa diam saja. Aku meliriknya. Ia sedang memangku tangannya dengan tatapan fokus ke jalanan. Tidak. Ia tidak fokus. Pikirannya sedang ke alam lain. Ada apa ya dengannya? Aku jadi bertanya-tanya. Akhirnya aku memilih menyibukkan otak dengan Nafta lagi.
Eits, ada motor menyalip! Mendadak aku menginjak rem.
Kukira si pengendara motor akan mengumpat dan langsung pergi. Ternyata tidak. Ia membuka helm dan turun dari motornya. Hm, anak SMA, kalau dilihat dari seragam, style, wajah, dan tinggi badannya, tapi… tunggu. Rasanya aku pernah melihat seragam itu.
“Ganteng bangeet… Keren. Macho abis,” komentar Nasa dengan mata berbinar dan mulut menganga. Cih. Aku mendelik kesal ke arah Nasa. Cewek semanis Nasa bisa-bisanya memberikan komentar murahan kayak gitu. Bukannya sentimen, tapi sebagai cowok yang juga ada di TKP, tentu saja aku merasa tersaingi.
Cowok itu mengibaskan tangannya ke arah mobilku, mengisyaratkan untuk merapat  ke arah taman yang ada di dekat situ. Meski curiga dan berfirasat buruk, mau tak mau aku mengikuti juga.
Setelah sampai di sebuah taman yang cukup sepi, ia berhenti. Lalu ia bersiul kencang tiga kali. Sejumlah siswa SMA dengan seragam yang sama muncul dari berbagai arah. Wajah mereka sangat tidak ramah. Nasa merenggut bahuku. Aku meliriknya. Ia tampak tegang. Aku juga sedikit tegang sih, tapi tidak menunjukkannya.
Gerombolan cowok yang tadi mulai mengepung mobilku. Aku baru menyadari. Mereka membawa gear motor. Baiklah, tak perlu diragukan lagi. Mereka tentu saja bukan anak STM yang sedang praktek kerja sebagai montir. Mereka mau cari gara-gara.
Oh shit man. Dengan apa aku melawan mereka? Aku membawa seorang cewek. Dan aku lelaki sendirian, mereka mungkin berjumlah tujuh orang. Atau lebih. Sekuat apapun, aku hanya seorang siswa SMA. Ini sangat tidak adil. Aku belum siap bertarung
Sial. Mereka mulai tertawa-ria. Tawa yang menurut kaum cewek menakutkan, tapi bagiku itu tawa yang sangat menyebalkan, yang membuatku ingin merobek mulut burung-burung beo yang tertawa itu.
Hey. Aku baru ingat kalau aku menyimpan stik golf di bagian belakang mobil. Ah, aku punya rencana.
“Sa,” aku memanggil nama Nasa, namun pandanganku masih was-was ke arah para siswa SMA tersebut. “Gue keluar. Lo langsung kunci pintu dan ke bagian belakang mobil ya, meringkuk aja di sana,”
Nasa menatapku dengan tatapan ketakutan. “Lo mau apa?!” tanya Nasa dengan suara gemetar. Aku diam saja, langsung ke jok belakang mengambil stik golf. “Dhika  lo mau apa?!!” Nasa makin histeris melihat benda yang kupegang sekarang. Aku menatapnya dingin. “Dhika, akan lebih baik kalo lo starter mobil lo sekarang ke belakang dan lari dari anak-anak ini!!”
“Sa, maaf gue bukan pengecut,” sahutku. Nasa menggeleng, awalnya lemah, namun lama kelamaan makin kuat. “Dhika lo jangan gila! Ini bukan masalah lo pengecut atau bukan!” “Sa…” “Masalahnya lawan lo ada lima orang lebih!” “Nasa..” “Lo mau mati konyol?! Lagian…” “NASA!” aku akhirnya berteriak. Nasa langsung terdiam dengan nafas terengah-engah. Hey, dia menangis. Aku tersenyum lembut padanya.
“Sa,” aku berkata serius sambil mengangkat tangan, mengusap air mata yang masih mengalir di pipinya. “Kalo gerbang tamannya gak mereka tutup, pasti gue udah pergi dari tadi..” Sejenak Nasa menoleh ke belakang, ke arah gerbang, dan ia tersenyum malu. “Kalo gue tetep nerobos, yang ada kita berdua bakal mati konyol di dalam mobil ini kan? Sa, gue pasti akan baik-baik aja. Lo berdoa buat gue deh,” Aku menatapnya. Lalu, entah dorongan dari mana, aku langsung menariknya ke dalam pelukanku.
Tahu-tahu kaca mobilku digedor. Ternyata orang yang tadi menghadangku di tengah jalan. Nasa melepaskan pelukanku. Kami bertatapan, baiklah. Aku siap. Dia siap. Aku mengambil stik golfku. Astaga, aku baru ingat. Seragam yang mereka pakai adalah seragam SMA 2 ! Itu artinya…
Aku menoleh cepat ke arah Nasa. “Sa, mereka siswa-siswa SMA 2!”
Nasa menganga sebentar, lalu mengerutkan kening. “Terus kenapa?”
“Gue punya ide,” aku menarik kuping nasa, lalu membisikkan sesuatu ke telinganya. Ia mengangguk paham. “Enggak berbahaya, nih?” Nasa ragu. Aku tersenyum yakin. Baiklah, ini saatnya.
Aku keluar, lalu langsung menutup pintu. Dengan sepasang mataku, bisa kulihat Nasa mengunci pintunya.
“Andhika ya?” Orang yang tadi menghadangku di jalan menyapaku dengan senyuman sok manis.
“Ada apa?” tanyaku dingin.
“Aduuuh, galak banget! Gak kuaat, takuut!” Cowok itu langsung sok takut. Teman-temannya tertawa keras. Aku diam saja, masih dengan tatapan waspada.
“Jadi lo Andhika? Cowoknya Nafta?”
Aku mengerutkan kening. Firasatku nggak enak. “Lo siapa?” Aku akhirnya bertanya.
Orang itu menatapku, kayak kelihatan shock gitu. “Lo gak tau gue siapa?” Ia bertanya dengan nada simpati.
Aku diam saja, menunggunya melanjutkan kalimatnya.
“Bro, dia gak tau gue siapa! Ngenes gak seeh??!” Ia tertawa ke arah teman-temannya. Teman-temannya langsung bersikap sok banyak masalah gitu, sok frustasi lah.
Ia menatapku tajam. “Nama gue Alif.  Alif Bagas Kara. Camkan nama itu baik-baik ya,” ujarnya angkuh. hmm nama belakangnya kok sama dengan ku yah *gumam ku dalam hati
“Lo mau apa?  Nafta mana?” Aku tidak peduli dengan Alif Bagas kara. Aku lebih memikirkan Nafta. Cowok ini pasti tahu ada apa dengan Nafta.
“Hahaha!! Sudah gue duga, lo emang lagi nyariin dia kan?!”
Aku diam saja.
Alif mendekat dengan tatapan dingin. “Heh dengar. Gue suka cewek lo,” aku tersentak mendengarnya. “Dan gue bakalan lakuin apapun biar bisa dapetin dia. Mungkin…” Ia menggantungkan kalimatnya. “Termasuk menyingkirikan lo juga ya.” ia berkata dengan nada pelan namun menusuk tersenyum angkuh.
Aku marah . Aku benar-benar gak terima. Seenaknya saja ia perlakukan Nafta. Memangnya dia pikir dia siapa? Dia hanya siswa kelas tiga yang sebentar lagi akan menghadapi UAN kan. Kalau tidak lulus juga hancur tuh masa depannya. Dasar tengil.
“Gue kasih lo kesempatan. Serahin Nafta dan lo pergi jangan ganggu dia lagi, atau gue abisin lo sekarang di sini.” ancam Aliff.
Aku tersenyum menantang. “Atau gimana kalo lo nyerah sekarang? Gak ada seorangpun yang boleh ganggu hubungan gue dan cewek gue sekarang. Kayaknya itu lebih baik daripada ide murahan lo,” Alif  menggeram. “Lo takut sama gue?” tahu-tahu Alif bertanya.
Aku menatapnya mencemooh. “Hah? Takut? Gak salah denger gue?”
“Engga, pendengaran lo masih bagus kok,” sahut Alif.
“Lo tau? Lo lah yang pantas disebut pengecut. Mau berurusan sama gue kan? Tapi lo segala bawa algojo-algojo gak penting kayak gini,”
“Gue ingetin sama lo!” dia langsung menyela dengan nada tinggi. “Lo udah nantang gue. Dan lo bener-bener salah besar udah nantang gue. Lo harus tau, gue gak akan pernah nolak tantangan dari siapapun, dan gue paling gak suka kalo pasukan kebanggaan gue dihina,”
“Gini ya. Kalo lo emang bener-bener sayang sama Nafta, lo harus langkahin mayat gue dulu baru lo bisa ambil dia,” aku langsung memotong pembicaraannya dengan nada yang tak kalah keras.
Alif menatapku tajam. Ia memandang sekelilingnya. “Seraaaaang!!!” ia berteriak.
Dan dimulailah pertarungan mati-matian itu. Buat Nafta, apapun akan aku lakukan… Pasti!


Forever With You

'Oi! Can you stop it, you half brain?' I shouted at Mikey, the bearer of one of the worlds' biggest facial volcanoes!

'What's it now, you fat cow?!' He screeched back, in that girly voice of him, Gosh, I feel bad for the guy – 16 and his voice hasn't even broken yet! HA! No wonder...
'Shut up! Can't you see I'm studying?!' Larina blurted.

'Oooh! Nerdy girl found her voice! Took you a bloody while!' Mikey spat at her, and I felt like going up to him, and hitting his head, off his shoulders. Luckily, I was stopped before carrying out this petrifying act.

'Ignore that plunker, nobody cares about him anyway!' Jake said, and I swirled around to stare into his dark hazel eyes, only to snap back to reality five seconds later, after feeling his HUGE ego creeping up.

'Hm, whatever! Go away!!!' I snapped at him, waiting for him to leave, but he didn't.
'And why is that?! Why should I listen to you?!' he retorted, but I just turned away, and walked off.

'YOU LOOK PRETTY HOT IN YOUR SPORTS UNIFORM!! CALL ME!! 054663915!' he shouted in my direction as I walked off.
'WANNABE! GET A LIFE JAKE!' I screamed back, and walked towards my brother Georg, who was laughing his butt off, at what he just heard.
'Hahaa! 'Call me! Oh wonderful Enni, call me, call me!' Muahaa! Looks like you got a stalker little sis...' Georg concluded.
'Oh shut up! You know who I like anyways.'

'Yeah, I do, but he's my close friend, and he's also 2 years older than you!'. The guy we were talking about, was Tom, my brothers close friend, and band member. Both Tom and Georg were in a band, along with Bill, Tom's identical brother, and Gustav, the drummer – who I've nicknamed Gugi.
'But it's only two years! Come on G! I'm your sister, and you owe me this one!' I pleaded.

'So what you're trying to tell me, is that you want me to ask my best friend out?'
'Not for yourself you bum! FOR ME!' I screeched.
'No way! I've got a life, and by all means, so do you....Ask him yourself!' G said, ending the argument, with a serious tone, for once. 'Oh, look! There he is now! TOM! OI TOM! GET OVER HERE!!'

'No!!! What are you doing?! Have you gone absolutely mental?!' I hissed, and immediately went to my sulking mode, as Tom ran towards us. Gosh, I was totally in love...I've never seen anyone so prefect! His skin, his hair, his eyes....His body!
'Hey dude.' Tom said, you know, in that hot way of his.'What's up?'
'Nothing much, just sitting here, chilling. Trying to get out of doing sports for another week!' G said, and glanced unevenly towards me.

'Hey Enni, didn't know you were so tight with Georg, here...I thought that everyone had problems with his odour!' Tom said, and giggled. Georg and I joined in too. And all of a sudden, I found my voice.

'Mmm, hi. Yeah, well he's my bro. You get used to it after 16 years.'
'Cool. Well, I gotta run, see you two later, cause I'm coming to your house.'
'See you dude, and remember, no chicks!....Just bring some food, our fridge is empty!'
'No worries. No chicks, just us...and Enni. And who do I blame for not filling your fridge?! I'm not God.' Tom said, and we all laughed again. His eyes even twinkled a bit when he said my name.

'That's me..... I didn't go shopping lately. But never mind! We'll survive.' I choked.
'Cool. Later dude...and dudette.' Tom said and ran off towards the rest of his football team, to continue the training session.
'Haven't you got gymnastics practice, child?' Georg squeaked in my direction, imitating my coach's voice – unsuccessfully.

'Yeah, but do I look like I'm in the state to do double jump twists, and pilates stretching? Don't answer that, I'm just going to stay here. I need a tan anyways.' I snapped, and G took no notice of my horrible mood. Great wasn't it? Tom's coming over, and so are Bill and Gugi, and I've got friends over too! I should just cancel. Plus, if Ronni, Claude and Joska came over, I would manage to embarrass myself, and I would never got out of that house again!

*While Georg and Enni were talking, during Tom's footie practise. *

'Who's she dude? She's not that ugly.' Luke said, and Tom just stared at him in absolute awe.

'She's my friends sister. Oi! Eyes over here, brain too. Put your mind into something good for a start. Keep what ever's in your pants under control! And anyways...You've got no chance with her. Her type is hot guitarist....' Tom said, complimenting himself.

'Okay dude! Chill. God, it seems to me as if you've already called dibs on her.'
'LUKE! I will hit you so hard, you wouldn't even remember what a 69 is!'
'HEY! I shall never, not under any circumstances, forget what a 69 is. It is my life's motto, how could I forget that?!' Luke snapped, defending his dignity and keeping that little piece of self respect he had, tightly locked away.

'Jeez, I was joking. But yeah, I've got dibs on her, and under no circumstances am I letting her go.' Tom retorted, and ignored any of Luke's next comments and implementations.

*On the way back home. The whole gang is there*

'Get your skateboard, the guys and I are waiting outside.' G said, and I obediently ran off to fetch my skate from the administrator. After a few minutes, I was back, and the guys were ready to leave.

'Okay, I'm ready. Are we going?' I said, breathless, and tired.
'Yeah, sure lets bounce.' Bill said, and the guys made their slow walk home, whilst I skated by their side.

'Can you do flips?' Tom asked me, anxiously, after we had reached the High Street.
'Yeah. Oh wait on my skateboard, or off?'
'Both....' he replied and grinned.

'Oh of course. Want to see one?' I asked, keen to show off a little.
'Sure, flip away!' all the guys said in unison, and I skated a bit forward, so that I could get a good spring off the ground. And POOF I had jumped and flipped the skateboard twice around it's orbit, landing steadily and smiling with all my might.

'NICE ONE SIS!' Georg shouted and clapped, whist the others joined in as well.
'Okay, this time I'll do some on the skateboard, but before that, you've gotta show me those gymnastics jumps that you always do.' Tom bargained and I agreed.
'Okay, well this is a triple jump, forward of course, with a rotational point and a hands up at the end...i expect a standing ovation when I'm done!' I said proudly and ran a few meters forward to get a good jump.

Step one, step two, and JUMP! I thrust myself off the ground, and flipped that triple forward turn within seconds.

'Okay, well....That was too cool! And I admit, I can't do that.' The guys said, all together, in their own cheeky way. I just laughed a bit, and told Tom that it was now his turn to show off a bit.

'Okay, well this is a bit more complicated than what you did, but it's still cool! So watch me! Don't just look away.' he said, and started to do those magnificent flips and turns, all I could do was stand and stare, mesmerized by his skill and charm, while he did the flips.

I just can't wait for tonight. It should be the best night of my life – and I really hope it is!

Sahabat adalah Pacar

Pada suatu hari, ketika aku duduk di bangku panjang di sudut sekolah, datang seorang cewek yang cantik, namanya Lili. “hey.., lagi ngapain ?”, “lagi baca-baca aja” jawabku. “Alif, Lili boleh tanya nggak ?” dia bertanya lagi padaku. “boleh, Lili mau tanya apa ?”
“gini, tadi ada cowok yang nembak Lili, belum Lili jawab sih, Lili mau minta pendapat Alif dulu”
Aku heran, kenapa Lili minta pendapatku, padahal aku hanya sahabatnya. Aku kembali bertanya “memangnya siapa cowok itu ?”
“Radit..”, dengan wajah gembira Lili menjawab. Tanpa pikir lagi, aku pun langsung berkata “terima aja Li, toh dia kan ganteng, baik, dan pujaan cewek lagi”
“yang bener Lif.., iya deh, Lili terima aja”.

Akhirnya, Lili pacaran dengan cowok itu. Semulanya aku enggak merasakan apa-apa, tapi beberapa hari kemudian, setelah Lili pacaran dengan cowok itu, aku merasa kesepian. Rasanya aku kehilangan sesuatu, biasanya aku selalu bersama-sama dengan Lili, tapi sekarang tidak lagi. Memang ia sih, Lili itu seorang cewek yang cantik, manis dan selalu menjadi rebutan cowok-cowok di SMA, tapi dia adalah sahabatku yang baik yang selalu menemaniku, yang tidak memandangku dari sisi manapun.

Ketika aku berjalan menuju kekantin, terlihat sesosok Lili bersama cowoknya sedang bermesraan. Jantungku pun langsung berdetak kencang seperti jam gadang yang terletak di Padang. Timbul rasa cemburu di hatiku, aku enggak tahu, kenapa aku bisa begini. Kemudian aku duduk di pojok kantin dengan di temani segelas es teh susu, dia pun datang dan duduk di kantin itu juga bersama cowoknya.

“ah, sialan.., jantungku berdetak kencang lagi” kataku dalam hati.
Lili tidak menegur aku, dia hanya melihat saja, aku pun tidak menegurnya. Kemudian aku pergi dari kantin itu dengan wajah yang agak kusam, mungkin aku telah jatuh cinta dengannya sehingga aku merasakan api cemburu yang begitu besar di dadaku. Setelah itu aku nggak pernah lagi bertemu dengannya.

Dua bulan kemudian…,
Pada suatu malam, ketika aku sedang menulis cerpen, terdengar suara cewek yang memanggilku di depan rumah, “Alif.., Alif.. ?” aku langsung bergegas keluar rumah.

“loh.., kok Lili nangis, kenapa ?” tanyaku.“Lili sedih Lif.., cowok Lili selingkuh” Lili menjawab dengan nafas yang terengah-engah dan memeluk tubuhku. Aku pun terkejut dan berkata “kan udah Alif bilang, Lili enggak usah percaya sama cowok itu !”

“iya.., iya.., Lili menyesal Alif” kata Lili.

“udah, sekarang Lili pulang ke rumah aja, jangan pikirkan cowok itu lagi, masih banyak kok cowok yang suka sama Lili” kataku dengan harapan bisa mengambil hatinya.
“Enggak.., Lili mau disini aja, Lili enggak mau pulang…, enggak mau”
Kami pun duduk di kursi panjang yang ada di depan rumahku.
“ya udah, sekarang pejamkan mata Lili dan rasakan angin yang berhembus.” Lili pun memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya ke pundakku, beberapa menit kemudian dia tertidur. Aku nggak bisa tidur, aku menjaganya dari malam sampai pagi, setelah Lili bangun, aku langsung mengantar ke rumahnya.

Setelah kejadian malam itu, Lili kembali baik denganku bahkan lebih dari biasanya. Kami selalu bersama, baik di sekolah maupun dirumah. Di saat semua kesenangan itu terjadi, orang tuaku pindah tugas ke luar negeri, aku pun terpaksa harus mengikuti orang tuaku. Aku nggak ke sekolah beberapa hari sebelum berangkat dan aku nggak memberitahu soal ini kepada Lili. Ketika aku mau pergi, aku hanya menulis sepucuk surat kepadanya, yang aku titip kepada satpam rumahku.

Lili pun beberapa hari ini mencariku di sekolah, dia tidak menemukan aku di sekolah, akhirnya dia pergi kerumahku.
“pak..! Alif nya ada enggak ?” tanya Lili.
“Den Alif nya baru aja pergi non”
“pergi kemana pak ? kok nggak bilang-bilang??”
''Den Alif nya pergi ke luar negri, orang tuanya pun pindah tugas ke sana. ini ada surat dari Den Alif non.

Lili langsung membaca isi surat itu.


Dear Lili,
Mungkin saat Lili membaca surat ini, Alif udah enggak di sana lagi. Alif sekarang pindah ke luar negeri, karena orang tua Alif pindah tugas. Alif tahu, Lili pasti sedih…, tapi apa boleh buat, mungkin kita enggak di takdirkan bersama.
Sebenernya.., dari dulu Alif sudah suka sama Lili, cuma Alif enggak punya keberanian untuk ungkapin. Alif hanya sampah, Alif bukan siapa-siapa, Alif culun, Alif enggak pantas buat Lili…
Mungkin dengan kepergian ini, Alif bisa melupakan Lili. Mudah-mudahan Lili bisa dapet sahabat baru yang lebih baik dari Alif…
Sahabatmu Alif :)


Setelah membaca surat tersebut, Lili langsung bergegas berlari menuju bandara. Dia terlambat, pesawat yang di tumpangi Alif sudah terbang. Dia menangis dan duduk di bangku yang terletak di ruang tunggu. Seorang anak kecil pun datang dan memberikan kertas yang bertuliskan…

*pergi ke taman bandara sekarang..!

Lili langsung pergi ke taman dengan tangisannya, kemudian dia terdiam. Sebuah alunan musik yang romantis, taman yang bertaburan bunga dan lilin yang membentuk sebuah jalan terbentang di hadapan Lili. Tangisan Lili pun berhenti dan dia melihat sebuah tanda panah yang menuju titik tengah taman tersebut, dia pun perlahan-lahan berjalan sambil menikamati musik tersebut. Setelah tiba di tengah taman tersebut, dia nggak menemukan apa-apa.

Kemudian terdengar, “Lili.., ini Alif persembahkan buat Lili, jangan nangis lagi ya !” Lili pun langsung menoleh kebelakang dan langsung memeluk aku.
“iya, sekarang Lili enggak nangis lagi kok, tapi kalo Alif lepas pelukan ini, Lili akan nangis lagi”

Orang tuaku nggak jadi pindah karena pemindahan tugas di batalkan. Aku sangat senang. Malam itu juga, aku menyatakan perasaanku pada Lili dan akhirnya dia menerimaku menjadi pacarnya. Dari sini aku mendapat pelajaran bahwa, jika kita memiliki perasaan janganlah di pendam, ungkapkanlah perasaan itu walaupun pahit rasanya.

Dia

Dia adalah Seseorang yang sangat aku sayangi dan aku cintai, seseorang yang selalu memendam permasalahan sendiri, selalu tampak tegar ditengah kerapuhannya. Selalu tersenyum ditengah kemarahannya, hal itu yang membuat aku sayang padanya, tetapi dia juga yang membuat aku terhanyut dalam kesedihan ini.
Dia bernama Dimas, aku bertemu dengannya di sebuah acara launching galery ternama, dia anak yang baik dan humoris, makanya gak heran dalam waktu singkat kami bisa berteman akrab, teman-temanku mengira kami pacaran dan mereka sangat mendukung. Aku hanya tersenyum geli melihat teman-teman ku menjahili dia, terfikir olehku apa benar yang mereka katakan. Tapi aku menepisnya, aku gak mau memikirkan hal itu, karena aku pernah bertekad untuk tidak pacaran sampai aku Lulus SMA dan aku berusaha menjaga itu.
Waktu terus berlalu, aku juga tak mengerti kapan rasa itu datang dan hinggap di hati ini, berawal saat kami bermain ke rumah Pras, saat itu Pras mengajak ku keluar untuk membeli makanan, kami bercerita banyak hal sampai Pras menyinggung tentang Dimas dan pacarnya, aku terperanjat sejenak, tapi cepat-cepat kusembunyikan rasa itu, aku kembali bercerita seolah-olah aku tau kalau dia sudah memiliki pacar, baru aku tersadar hatiku sakit mandengarkan cerita dari Pras.
Sepulang dari rumah Pras, aku lebih banyak diam begitu juga dengannya, dia marah karena aku terlalu lama pergi bersama Pras, tapi bukan itu yang ku pikirkan, aku memikirkan diriku, ada apa denganku, aku hanya temannya, mengapa aku cemburu dan sakit hati kalau dia memiliki pacar, mengapa tidak terpikirkan olehku kalau orang setampan dia pasti ada yang memiliki, dasar bego!. Aku tersenyum sendiri dikamar, mencoba untuk ceria, menganggap hal ini biasa dan pasti bisa ku atasi, aku bertekad pada diriku untuk menjadi teman yang baik, selalu ada disisinya saat suka dan duka. Semangat teriakku pagi itu.
Namun perasaan itu muncul kembali saat kami pergi makan di suatu café, disana dia mencurahkan semua isi hati yang selama ini di pendamnya, aku terkejut melihatnya menangis layaknya seorang anak kecil di hadapanku, belum pernah aku melihat dia seperti itu, tarnyata dibalik keceriaannya selama ini tersimpan luka yang sangat dalam, aku terharu ketika dia mengatakan percaya padaku, aku sangat sayang padanya tapi aku tak mungkin memilikinya.
Setelah kejadian itu dia lebih terbuka padaku tentang pacarnya yang selama ini dia tutupi, aku semakin mengerti bagaimana dirinya, makin memahami apa yang diinginkannya, harapku suatu hari dia memiliki seseorang yang benar-benar mengerti dirinya dan sayang padanya, walau hati ini hancur setiap kali mendengarkan dia bercerita tentang pacarnya. Akan tetapi yang tak ku mengerti, kerap kali dia mengatakan satu hal yang membangkitkan kembali perasaan ku, bahwa dia tak ingin melepaskanku karena aku telah menjadi sebagain dari dirinya, aku bingung, tapi aku juga gak punya nyali untuk bertanya kepadanya bagaimana perasaan dia terhadapku.
Sampai pada puncaknya aku tak kuat membendung perasaanku sendiri, aku mengatakan padanya kalau aku sayang padanya dan aku tau perasaan ini gak boleh terbina, aku hanya sekedar mengeluarkan uneg-uneg yang ada dalam hatiku, terserah dia menganggap apa yang penting hatiku lega, aku tidak akan membahas masalah ini lagi, karena aku berjanji akan selalu menjadi teman dan sahabat yang baik buatnya
Namun rasa sayang dan cinta sudah bersemi dalam hatiku, tak mudah untuk menepisnya, walau aku sudah berusaha, ternyata benar kata pepatah cinta itu datang tiba-tiba walau kita tidak menginginkannya, tapi setelah kita tau mengapa terasa sakit jadinya. Entah mengapa, setelah kejadian itu dia makin perhatian padaku, aku gak pernah tau apa maksudnya karena dia tak pernah mengatakannya padaku, yang aku tau dia memberikan perhatian lebih dari biasanya, seakan-akan menjawab semua pertanyaan tanpa harus diungkapkan, aku gak peduli aku hanya ingin menjalani apa yang aku jalani sekarang, tidak mau berfikir yang muluk-muluk tentang masa depan, apa yang terjadi antara aku dan dia biarlah berjalan seperti sekarang ini, tanpa kata-kata tapi saling mengerti dan memahami maksud satu dengan yang lain, walau entah sampai kapan hal ini akan berlanjut, akupun tak tau. Tapi biarlah kisah ini berjalan seiring dengan waktu yang kami pun tak pernah tau akhir dari semua ini, tapi aku tetap berharap semoga…….

(kira-kira endingnya gimana Ya….kasih commentnya ok…)

Senin, 19 Desember 2011

Katy Perry - Last Friday night

There's a stranger in my bed
There's a pounding in my head
Glitter all over the room
Pink flamingos in the pool
I smell like a minibar
DJ's passed out in the yard
Barbies on the barbecue
Is this a hickey or a bruise?

Pictures of last night ended up online I'm screwed, oh well

It's a blacked-out blur but I'm pretty sure it ruled, damn!

Last Friday Night

Yeah, we danced on table tops
And we took too many shots
Think we kissed, but I forgot
Last Friday night
Yeah, we maxed our credit cards
And got kicked out of the bars
So we hit the boulevard
Last Friday night
We went streakin in the park
Skinny dipping in the dark
Then had a menage a trois
Last Friday night
Yeah, I think we broke the law
Always say we're gonna stop op owwhoaa
This Friday night, (do it all again)
This Friday night, (do it all again)

Trying to connect the dots

Don't know what to tell my boss
Think the city towed my car
Chandelier's on the floor
Ripped my favorite party dress
Warrants out for my arrest
Think I need a ginger ale
That was such an epic fail

Pictures of last night ended up online, I'm screwed, oh well

It's a blacked-out blur but I'm pretty sure it ruled, damn

Last Friday Night

Yeah, we danced on table tops
And we took too many shots
Think we kissed, but I forgot
Last Friday Night
Yeah, we maxed our credit cards
And got kicked out of the bars
So we hit the boulevard
Last Friday night
We went streaking in the park
Skinny dipping in the dark
Then had a menage a trois
Last Friday night
Yeah, I think we broke the law
Always say we're gonna stop op o whoaa oh
This Friday night, (do it all again)
This Friday night, (do it all again)
This Friday night liriklagu-top.blogspot.com

T.G.I.F, T.G.I.F, T.G.I.F, T.G.I.F, T.G.I.F


Last Friday Night

Yeah, we danced on table tops
And we took too many shots
Think we kissed, but I forgot
Last Friday Night
Yeah, we maxed our credit cards
And got kicked out of the bars
So we hit the boulevard
Last Friday night
We went streaking in the park
Skinny dipping in the dark
Then had a menage a trois
Last Friday night
Yeah, I think we broke the law
Always say we're gonna stop op oh whoaa oh
This Friday night
(do it all again!)

Minggu, 18 Desember 2011

Someone

Awalnya gue enggak kenal dia. bahkan gue ga tau kalo dia 1 sekolah sama gue. dan ternyata dia adalah kaka kelas gue. gara-gara di kenalin gue jadi kenal dia. perkenalan yg cukup unik, saat itu kelas gue lagi di ruang mtk dan tepatnya waktu jam istrahat. ada 2 orang cewek yg masuk ke kelas gue, 2 cewek itu cantik-cantik inisialnya E & L . tiba-tiba mereka menghampiri sahabat gue Ragilia TSP.. ternyata mereka berdua temennya sahabat gue. gue cuma ngeliatin mereka ber3 ngobrol-ngobrol dari kejauhan. karna saat itu posisi duduk gue lagi ada di belakang. tiba-tiba 2 cewek itu beranjak pergi dan langsung menghampiri gue.speechless .. kemudian mereka ngajak gue kenalan. kan ga masuk akal tiba-tiba dateng ngajakin gue kenalan. swear I'm scared. mereka kan cewek jadi takut lah gue. kalo cowok sih wajar, gara-gara 2 cewek itu gue langsung negatif thinking. tapi gue ladenin aja siapa tau mereka ber2 suka sama gue *loh haha. perkenalan yg simple yg biasanya orang-orang kenalan hemm cuma sekedar nanya nama . habis gitu mereka cabs deh. dan gue langsung gece nyerbu si ragil. karna pasti ragil ada di balik ini semua. awalnya pas gue tanya si ragil ga mau jawab dia bilang malah ga ada apa2. gue ga percaya dong guys. gila aje klo gue di taksir cewek reputasi gue turun 180 derajat ini mah. pokonya ragil harus ngaku gimana pun caranya. dan akhirnya gue bawa ragil ke toilet (serem) haha eh enggak ragil minta temenin gue ke toilet maksutnya , di situ sekalian aja gue nanya mumpung cuma ber2. kalo pun ragil memberontak gue ga takut one by one ini. ragil bilang gue ga boleh marah dan gue iyain aja biar cepet. katanya ada seorang laki-laki yg ternyata sodara si cewek yg berinisial L suka sama gue KATANYA. wow jadi GR gue, ternyata ada juga yg suka sama gue. oke no problem ga di bahas lagi soal itu . gue kira udh kelar.
next day, pulang sekolah hari jum'at di depan kelas sosiologi yg tepatnya kelas gue. buka pintu kelas udh ada banyak cewek yg di depan pintu. gua kira temennya temen-temen gue gtu yg jemput yg biasanya buat balik bareng gitu. eh tapi kok ada 2 cewek yg kemarin yah.. perasaan gue udh mulai ga enak, bulu kuduk gue udh bediri semua. ini 2 cewek hantu kali yah kok suasananya gini banget *mulai ngaco pikiran gue. eh eh gue di jegat, reman banget ini. tapi cewe-cewe itu ada 4, malah tambah si ragil jadi 5 . ini si ragil jahat bgt sama gue dia ikut-ikutan jegat gue. bukannya dia sahabat gue yak arrgghh . GUE dengan tampang jutek gue langsung kebingungan. sumpah cengo abiss .... cewek inisial L ngomong ke gue
L : *Lia tolong tunggu sebentar yah ada yg mau ketemu sama lu
G : *hah ? siapa yg mau ketemu sma gue ? tapi gue harus balik nenek gue kecelakaan. *kecelakaan apaan gue kan engga punya nenek dari kecil. *sumpah alesan yg konyol .
L : *yah li bentaaaarr aja . yayayah dia lagi otw ke sini kok .
G : *yaah oke deh tapi cepetan yah .
tanpa menjawab si cewek inisial L melambai-lambaikan tangannya ke seorang cowok yg lagi jalan melewati ruang ekonomi. itu cowok siapa kali ? mungkin pacarnya kali yah . tapi kok tuh cewek mau sih sma cwok itu penampilannya gtu banget. sok sok pake ikat kepala warna merah serasa mau dukung timnas *haddeh. ga peduli lah gua mau pacarnya kek toh mereka ini yg menjalani hubungan. eh eh kok dia senyum sama gua ? genit amat deh . *tapi gpp juga sih senyum ibadah kali masa iya gua mau larang. cewek yg berinisial L langsung bilang gini ke gue
L : lia ini sodara gue namanya Be**
G : oh gue Lia (sambil berjabat tangan)
B : gue Be** .
ini apa-apan lagi sih kenalan mulu gua dari kemaren. yaudahlah gpp tak kenal maka tak sayang. dengan juteknya gue langsung permisi aja pengen cabs . eh gue udh beranjak pergi dari kejauhan gue ngedenger si cowok ngomong ke si cewek L dengan nada marah-marah gitu. yah walaupun ga jelas mereka ngomong apa yaudahlah ga usah peduli. gue langsung otw pulang keluar gerbang bareng-bareng sama ragil dan eva. ragil ngomong ke gue katanya kalo cowok itu minta nomor gue boleh di kasih apa engga. gue bingung dan gue tanya pendapat sahabat gue yg satu ini Eva ayudhia . kata beliau kasih aja soalnya cowok itu manis. *loh loh tapi iya juga sih manis. tapi gue ga suka dia agak berantakan cara berpakaiannya. pasti hidupnya ga rapih *jleb banget ..
sabtu, minggu hape gue sepi kaya biasanya -,- eh senin pun datang dan gue ga bisa masuk sekolah. biasa badan gue suka konslet. drtttdrtttdrtttt eh hape gue getar tumben amat. 1 message jam 10 pagi nomor tidak di kenal. siapa ini ? ... Lia kelasnya di mana ? ------
kelas gue ? jam segini aturan kelas gue di geografi. tapi gue kan lagi di rumah ga skolah gue di kelas apa dong ? *dih bego amat gua . bales ga yah ? bales aja deh drpd ga ada tmn smsan .
*kelas gue ? kelas gue di rumah . (hahhaa jwban yg tolol) ini siapa ? drttdrtttdrttt 1 message . *loh kok di rumah ? emg ga sekolah ? gue Be**  >> *iya gue ga sekolah . ooh kenapa Be**?smsan pun berlanjut sampai hari selasa pun tiba . dan kebetulan gue lagi pengen bawa hape. jam ke 1 ke 2 ke 3 hape gua ga getar . eh eh jam istrahat pun tiba dan hape gue juga pas banget nih getar . feeling pasti cowok itu yg sms . eh bener kan si Be**. *lia lagi di kelas mana ? *di kelas matematika. kenapa Be** ? *gue ke sana yah ? * loh ngapain ? >> eh eh ga di bales hayuluh dia mau kemari hadeeh -,- . tiba-tiba ada segerombolan cowok-cowok yah di liat-liat pasti kaka kelas org bongsor-bongsor badannya. mereka ngapain yah kok arah jalannya ke sini . *eh jgn pede dulu kelas MTK ini emg deket banget sma kantin malah sebelahan . mungkin mereka mau ke kantin (y). tuh kan bener mereka mau ke kantin . eh ada cowok itu si Be** . dia senyum sama gue :) oh manisnya hihihi tanpa mikir-mikir gue senyumin balik aja :). keesokan harinya smsan pun masih sama kaya biasanya kalo ketemu saling sapa senyum. dan kamis pun tiba dia ngajakin ngbrol bareng di sekolah. hemm gimana yaah swear I'm shy .. oke aja deh . pulang sekolah dia udah nunggu gue di depan kantor yah tepatnya di depan lemari tempat piala kebanggaan SMAN7 di pajang, karna di situ ada tempat duduk gitu . hemm dia sms terus dan dia nanya gue di mana . padahal gue di samping dia, tapi dia ga bisa liat gue soalnya ada tembok yg nutupin antara gue dan dia. posisi gue tepatnya di depan ruang jepang. gue mengintip dia lagi main tech deck, hemm .. mungkin itu hobby dia. pas gue mau mengahmpiri dia temen-temen gue pada manggil gue buat balik bareng. aduh gimana nih .. yaudah deh gue balik aja. gue pun beranjak pergi sambil berlalu pergi gue mencari-cari hape gue buat sms dia. mau minta maaf soalnya ga bisa ngobrol sekarang. kalimat permintaan maaf gue pun sudah gue kirim, tapi belum ada balasan.
pas gue turun tangga terdengar ada suara samar-samar yg memanggil-manggil nama gue. pas gue nengok ternyata si cewek inisial L . haduuh ada apa lagi ini -,-??  cewek itu bilang kalo gue di cariin si Be**. yah iya gue juga tau, yaudah gue bilang ke si L klo gue harus pulang . di situ tiba-tiba udh ada si Be** yg langsung nyerocos ngmong . *lu balik sama gue aja yaa ?. *(OMG lumayan nih irit ongkos, tapi klo langsung terima gtu aja gengsi, tolak dulu aja kali yaa? tapiii nanti klo dia pasrah ga jadi nebeng dong .. yaudahlah gengsi itu tetep nomor 1. tolak aja lah klo pun dia tetep kekeh mau nganterin gue balik alhmdulillah klo dia pasrah yaudah . *hemmm. ga usah Be** ngerepotin . yaudah yah gue balik . dadaaah (asliii bego banget) . *yah li gpp udh yah gue anter. *(eh eh asiiik dia maksa :D) bener nih gpp ? yaudah deh hehe. *iya bener gpp yaudah yuk :) (senyum manisnya yg memaksa gue untuk menjawab iya)..
otw pulang ---- gue ga pake helm haduh bisa berantakan ini rambut gue. gpp lah yg penting nebeng yg penting irit ongkos lumayan 2 rb masuk dompet . perjalanan pulang kami sudah sampai di cemara . *eh eh tapi kok belok ke gang ini kan bukan jln pulang rumah gue. tanpa bertanya Be** langsung memberhentikan motornya di warung kecil . tahu kah kamu dia beli apa ? jrengjrengjreng dia beli rokok mild guys . dan sebatang rokok itu langsung di bakarnya di tempat warung tsb. gimanaaaaaaa ini ??? perjalanan kami pun di lanjutkan. asap rokok itu mengebu-ngebu ke arah hidung gue. sumpah gue ga kuat . gue harus bilang apa ke dia ? apa gue harus turun di sini terus ngelanjutin naik angkot ? ah enggak . *uhuk uhuk . hemmm . uuuuuuuuuhuuuukkkk . gue batuk-batuk terus menerus . dan dia pun malah bertanya *kenapa lia? (ih bego banget sih ini cowok udh tau gue batuk-batuk gara2 asep rokok lu -,- ) gue jwb aja *gpp gue lagi flue. bego lagi kalo dia sampe bilang oh atau apalah . masa iya ada flue dadakan dalam hitungan menit. *eh tapi dia langsung membuang rokonya yg masih panjang itu, mungkin dia sadar kalo gue batuk2 gara-gara rokonya. dan dia juga langsung mengucapkan maaf ke gue. *oke no problem, lain kali jgn ngerokok depan gue yah (jwaban simple yg meminta penuh harapan, seakan-akan gue bakal di anterin pulang lagi gtu.
arrived home :) .. mengobrol sejenak di teras tentang kucing. karna ternyata dia punya banyaaak kucing dan kebetulan kucing gue gak lama baru hilang. dia pun menawarkan untuk mengasih salah satu kucingnya. dan gue pun mengiyakan karna gue kangeen pengen punya kucing lagi. dia pun pamit pulang dan langit gelap pun segera tibaaaa.
malem ini malem jum'at.. dan si cowok manis itu datang ke rumah gue dengan membawa keranjang yg berisi sepasang kucing. kucing jantan berwarna hitam dan kucing betina berwarna abu-abu belang-belang gtu. gue pun di suruh pilih mau yg mana dan gue pun memilih kucing yg betina karna klo yg jantan agak serem warnanya hitam legam gtu. si betina gue kasih nama KIMI . dan si jantan Be** kasih nama UPIN. sepasang kucing itu harus kita pisahkan *uuuuu malang sekali nasib pasangan kucing itu. dan kita pun sepakat buat merawatnya masing-masing. yah ibaratnya sebuah keluarga yg broken home yg memiliki 2 anak dan anak-anaknya itu harus di pisahkan karna harus ikut masing-masing orangtuanya u,u. setelah itu Be** pun pamit pulang karna dia harus latihan band. ga kaget kalo dia ternyata anak band karna pakaiannya yg waktu ketemu pertama kali itu jga udh menandakan klo anak band yah pasti agak berantakan. dan wajarnya lagi dia anak band metal *hadeeh .. Next day, pagi-pagi buta tumben banget gue udh sampe sekolah. hemm ketemu sahabat-sahabat gue yaitu varaglitici gue langsung spontan cerita tanpa liat-liat situasi yg ga bagus ini. gue cerita kalo semalem gue di kasih something bla bla bla tiba-tiba salah satu sahabat gue langsung menutup mulut gue yg lagi nyerocos katanya ada si Be** ngeliatin gue yg lagi heboh bercerita. Oh god malu bangeeeet :3 dan dia pun langsung senyum pas gue menoleh ke arah dia. senyum dia itu buat gue merinding manis banget kakaa :D .
hari terus berlanjut dan Ujian Akhir Semester Ganjil pun tiba. UAS pertama di SMAN7 baru kerasa sekarang. selama UAS gue jadi tambah deket sama dia. lucunya kalo ketemu dia di kantin .. kantin itu kan rame banget jadi mpet-mpetan gtu eh ada dia di belakang gue dia malah nyundul pantat gue pake pantat dia. kan lucu udh gede tingkahnya masih gtu. temen-temen gue selalu ketawa setiap dia bertingkah aneh. hey man thanks to make my friends laugh :D. UAS terus berlanjut dan gue jadi ada perasaan sama dia. tadinya gue cuma sekedar senang dan nyaman kalo sama dia. tapi lama-lama kok jadi ga karuan gini perasaan gue. berakhirnya UAS dan datangnya classmeeting, hemmm.. jadi makin akrab niccc dia juga ngajakin gue ke kantin bareng. baru kali ini ke kantin bareng makan berdua. yah walaupun gue ga makan, bukan berarti gue ga punya duit tapi gue udh kenyang liat dia makan. heem liburan pun tibaaaaa dan keluarga gue berangkatsss ke jogja -,- . sebelum berangkat kucing pemberian Be** kecelakaan di depan rumah . sumpah gue nangis kejer karna gue udh sayang banget sama KIMI. liburan ke jogja yg udh gue idamin dari smp yg bakal jadi seru malah jadi kacau. gue ga semangat liburan !!!! semenjak KIMI meninggal pun Be** lost contact sma gue. dia tiba-tiba ngilang gitu aja.
selama di jogja gue cuma bisa murung di kamar ga mau kemana-mana. setiap menit gue merhatiin hp gue. tapi tetep aja ga ada tanda getar yg menandakan sms.   mm.. padahal dia bilang gue ga boleh sedih kalo kimi meninggal karna dia mau ngasih kucing lagi ke gue, tapi dia malah pergi gitu aja ga ada kabar. suasana pagi jogja yang cerah udara yg sejuk membangunkan dari tidur gue yg nyenyak.. sudah terlihat eyang uti yg sedang duduk santai di teras. hemm merilexkan badan yg pegal-pegal. lupakan kimi yg sudah tidak ada dan Be** yg gatau kemana. waktunya liburan di mulai :). keluarga gue udh pada capek habis jalan-jalan kemarin. sekarang giliran gue yg mengelilingi kota jogja ini . gue pun di antar oleh pak amin supir eyang uti untuk jalan-jalan. pak amin menunjukkan tempat-tempat bagus yg kemaren keluarga gue datengin. seperti alun-alun jogja, tugu jogja yg bernama loko, pantai parangtritis , candi borobudur dan tempat terakhir adalah malioboro. pak amin setia sekali menemani gue jln-jln hari ini. pak amin bilang sih dia ga capek tapi gue bisa lihat kok muka pak amin yg menandakan klo dia sangat lelah. dia baik sekali tidak mengeluh saat gue terus-terusan minta ketempat yg lebih bagus. langit pun terlihat gelap dan lampu-lampu di sepanjang alun jogja pun menyala. gue pun dan pak amin sedang dalam perjalanan pulang. tiba di rumah eyang uti keluarga gue malah pada enak-enakan nonton dvd sambil tertawa riang bersama. terdengar suara memanggil nama gue dan gue pun menoleh ke arah datangnya suara ternyata si mamah. nyokap gue ini kerjaannya masak melulu. gue aja baru liat makanan yg di hidangkannya udh capek banget. soalnya banyak banget macam-macam makanan yg dia masak setiap makan malam. gue di panggil mamah untuk membantunya menyiapkan makan malem. pas makan malem pun di mulai tiba-tiba ada seorang laki-laki duduk di sebelah eyang uti *loh siapa dia? eyang uti pun memperkenalkan laki-laki itu ke gue. kenapa cuma di kenalin ke gue? oh mungkin yg lain udh pada kenalan kali pas gue pergi tadi. cowok itu namanya ROMI dia cucunya kaka eyang uti. jadi dia jga termasuk cucu eyang uti. tapi dia saudara jauuuuuuuhhhh gue . hem.. dia itu juga dateng dari jakarta sama kaya keluarga gue. dia kelas 3 SMA. waaah sama kaya si Be** dong hemm jadi males pengen kenalnya -,-. cowok itu emaang lumayan tampan sih, Be** aja kalah tampan. cowok itu tinggi semampai berkulit putih kuning langsat dan rambut hitam legam hidungnya juga mancung. kalo si Be** engga setinggi Romi, kulit juga engga sebagus romi tapi Be** tetaplah cowok termanis yg aku suka.
makan malam pun telah selesai dan gue pun langsung masuk kamar untuk siap-siap tidur. tiba-tiba gue terpikirkan untuk melihat hp yg gue taruh di bawah bantal. hemm.. ada 1 mesaage !! dari siapa yaah ? hemm mungkin dari operator yg selalu bawel nyuruh gue buat isi ulang pulsa, tapi ternyata bukaaan melainkan dari Be** (ihiiyyy sumpah seneng banget). isi sms >> *hoy maaf yaah baru sms hp gue track ball'y rusak. >> hoy itu panggilan dia buat gue, yg lebih jelasnya sih Lihoy . kalo panggilan gue buat dia Benoy. oke gue bales segera. >>*iya noy gpp kok :) . 5 menit 10 menit 15 menit kenapa ga ada balasan ? parah banget sih -,- hemm bener dia ga bales lagi. gue kan udh seneng banget gue kira bakal smsan lagi. yaudah lah tidur aja capek mikirin dia mulu mah. cukup lama liburan di jogja sampai tiba waktunya untuk pulang ke jakarta. sesampai di jakarta suasana jogja nan asri pupus begitu aja. jakarta benar-benar kota yg panas yg penuh polusi dan padat akan penduduk, rasanya pengen balik lagi aja ke jogja. liburan sisa 2 hari lagi. waktunya untuk beristirahat dan menyiapkan pr-pr yg sudah menanti. sewaktu lagi ngerjain pr tiba-tiba drtttttdrtttdrtt 1 message from Be**. hemm ada apa lagi ini gue ga boleh seneng dulu drpd nanti gue kecewa lagi. isi smsnya *hoy nanti kalo ada yg sms lu atau tlp lu yg nanyain gue pernah deket atau smsan sama lu bilang aja lu engga pernah berhubungan sma gue. (wadawww jahat banget ini orang gua mau di hapus gtu aja dari kehidupan dia) sangkin kesalnya gue bales aja *oke noy anggap aja kita ga pernah kenal :') . balasan pun datang *bukan begitu lihoooy plis bgt jgn slh paham ini masalahnya preman . gueee bingung ini ada apa coba. *iya gue ngerti kok yaudahlah terserah lu aja gue ikutin permainan lu noy :') . sekian dan ga ada balasan lagi. jadi ga semangat ngerjain pr karna pikiran penuh dengan angan-angan yg menanyakan ada apa sama dia. setelah pesan itu gue dan dia kembali lost contact.
Senin pun tiba dan waktunya masuk sekolah. seperti biasa sekolah selalu memulai dengan pelajaran. dan ketepatan kelas gue sebelahan dengan kelas Be**, tapiii gue sama sekali ga ngeliat tampang dia. kemana yah dia ? apa dia ga masuk ? hmm kebiasaan gue yg selalu mikirin dia yg jelas-jelas dia aja ga pernah peduli sama gue. eh gue ngeliat sosok buyung di depan pintu kelas Be**. buyung itu pacar temen gue namanya shena. dan buyung itu sekelas sama Be**. gara-gara dia temen sekelasnya Be** dan dia pacar temen gue, gue jadi temenan sama dia. gue pun nanya ke si buyung dia masuk apa engga ? buyung pun bilang kalo dia ga masuk palingan madol *celetuk buyung . oh oke bener kan kata gue dia ga masuk. semenjak itu mau Be** masuk atau engga gue udh ga peduli walaupun gue masih suka ngeliatin dia dari kejauahan. dan gue pun punya gebetan baru gue suka sma cwok temen sekelasnya Be** dan buyung . cowok itu namanya Ry**. awalnya gue cuma ngefans sama dia dan bahkan temen-temen gue juga pada suka sama dia. yaudah deh gue biasa aja abis dia pantas buat di sukain. tampang yg sederhana fostur badan yg perfect dan senyum yg manis yg membuat cewek-cewek tergoda. tapi gue cuma ngefans loh ga lebih. hari sabtu, gue udh janjian sama buyung buat minjem helm soalnya gue sma temen-temen kelas gue mau ke kamlay. tahu kah kamu kamlay itu ? KAMPUNG MELAYU. yg buset banget jauhnyaaaaa ga nahan mending adem lah ini gersang. ibarat ke padang pasir jalan kaki dah guysss -,- . waktu itu buyung lagi PM. dan gue pun bersama sahabat gue si eva duduk di kantin sambil minum dan berbincang-bincang. tiba-tiba ada buyung dan teman-teman yg masuk ke kantin. oh god di balik teman-temannya buyung ada si Ry** yg ikut berjalan. dan buyung pun menghampiri gue. rasa deg-degan pun menggetarkan dada gue. tapi itu bukan gara-gara byung dateng tapi garang2 ada si Ry**.  dan buyung bilang mau ngambil helmnya kapan ? yaudah gue bilang aja sekarang. pas gue mau ngambil helm sama buyung dan eva. si Ry** pun ikut untuk menemani buyung mengambilkan helm buat gue. buyung dan Ry** jalan di depan gue dan eva. dan astaga Ry** menoleh ke belakang tepat ke arah gue dan senyum ke gue. ya ampun gue pun langsung nengok ke belakang gue takut senyum itu bukan buat gue siapa tau ada org di belakang gue . dan ternyata nothing guys. yg lagi berjalan di koridor hanya gue dan eva. alhmdulillah yah senyum itu sesuwaatuuu banget :) malemnya gue pun langsung sms buyung dan bilang kalo gue suka sama Ry** (ga pernah malu kalo ngungkapin perasaan ke buyung). dan buyung pun langsung naggepin kata buyung kalo si Ry** minta nomor gue. ga kebayang kan tuh gue harus cerita sama semua oraaang terutama eyang gueeeee *pliss ini lebay guys, tapi sumpah gue seneng banget. dan gue pun langsung bilang ke buyung klo gue bersedia nomor gue di kasih ke Ry**. dan tiba-tiba drttttdrtttdrttt 2 message. kok ada 2 sms ? buyung rajin amat bales sampe 2 karakter, tapi ternyata bukaaan 2 sms itu salah satunya bukan dari buyung nomornya pun tidak di kenal. isi smsnya >> *ini Lia yah ? , gue bales *iya ini siapa? .. hitungan detik balasan pun datang *gue Ry** temennya buyung ... (aw aw aw aw jungkir balik loncat-loncat kasur) semangat 45 membalasnya tanpa menghiraukan sms buyung yg drtd belum gue bales. *ohh.. ada apa Ry** ? (pura2 bertanya supaya smsan tetap berlanjut). *gue ganggu engga? . (sumpaaaah lu ga ganggu gueeeee. kalo pun lu ganggu gue juga gue seneng kalo lu yg ganggu hahhaa *dalam hati) smsan pun berlanjut. sampe tiba esok hari dan masuk sekolah . gue langsung cari temen-temen gue dan dengan hebohnya bercerita tentang Ry** . dan temen-temen gue langsung pada jealous loh hihihi. Ry** gue jadiin pangeran di hati gue buat Be** ke laut aja gih sana. hemm sama Ry** gue ga terlalu akrab waktu sama si Be** . dan lama-lama pun gue jadi males smsan sama dia. di saat lagi males-malesnya smsan sama Ry** datang lah lelaki tampan ke kehidupan gue namanya Lo***. dia memang tampan wajahnya yg kebocah-bocahan tak pernah bosan untuk gue pandang. dia memang ga setinggi Ry** dan Be** dan dia pun juga nonis. cowo tampan yg satu ini kerjaannya modusin cewek-cewek di sekolah. jadi wajar kalo dia masuk ke kehidupan gue toh dia tukang modus. tapi orangnya seru dan gokil . dia manggil gue dora karna bagi dia gue mirip dora. dan bodohnya dia, dia itu mau aja gue panggil buts hahhaha.
suatu hari sedang mooving, kejadian yg tidak di sengaja dan pertemuan yg membuat jantung gue mau copot. waktu mooving dari ruang b.inggris menuju ruang ekonomi itu maceeett banget dan kagetnya lagi macet begini gue di kelilingi oleh 3 pangeran yg arahnya berhadap-hadapan. ada Be** dan Ry** sedang berjalan ke arah gue dan Lo*** di sebelah gue. posisi mereka semua dekat banget dgn gue. gue takut mereka denger detakan jantung gue yg lagi ga bagus nadanya. semoga aja tidaaak *ih gajelas bgt sih mikirnya. oke Lia... gue harus kalem jgn kegabah. gue harus tetep jalan seanggun mungkin. akhirnya pertemuan itu terlewatkan, seru juga yah punya 3 pangeran hahha. selama kelas 10 ini gue sekolah semangat banget karna ada 3 pangeran yg memotivasi gue untuk terus sekolah. sampe akhirnya kelulusan buat anak kelas 12 dan kenaikan kelas buat kelas 10 & 11 pun tiba. gue sedih karna gue harus kehilangan 2 pangeran gue itu. tapi gpp, walaupun gue punya 3 pangeran itu tapi gue ga berniat buat milikin mereka. karna gue tau gue ga pantes buat milikin mereka. buat Ry** dia lebih pantes dapetin ceweek yg cantik. dan buat Be** dia lebih pantas dapetin cewek yg gaul. buat Lo*** kita kan masih ketemu siapa tau bisa . bisa apa yaaa ? bisa temenan kok ga lebih :). hemm be** masih seperti biasa yg pura-pura engga kenal gue. bahkan kalo ketemu gue juga dia udh ga senyum. tiba-tiba dia sms gue dan minta maaf buat semuanya. buat semuanya ? apa aja ? yah udh ninggalin gue katanya. *loh emg gue sma dia punya hubungan apa ? nothing in relationship. dan tiba-tiba dia bercerita bahwa dia punya problem yg rumit. mau tau apa ? dia bilang dia mengidap penyakit Leukimia dan dia memilih untuk ngejauhin gue karna menurut dia itu yg terbaik. pengunguman kelulusan memang belum tiba. dan dia bilang setelah pengunguman itu dia bakal berangkat ke singapura untuk operasi sumsum tulang belakang. dia berpesan ini sama gue untuk ga bilang sama siapa pun. gue ragu, ga ada sedikit pun rasa percaya buat dia. karna dia selalu bohongin gue. hemm mungkin boleh saja gue menaruh rasa percaya tapi gue ga mau. oke gue iyain aja lah omongan dia. siapa tau dia emg beneran sakit, buat apa dia mengarang cerita sejelek ini yg berkesan akan meninggal. this bad story !!
pengunguman kelulusan tiba dan Be** pun di terima di Universitas STT Telkom Bandung. dia pun meneruskan kuliah di sana tanpa berangkat ke singapura. *keraguan gue pun sedikit terjawab. oya sedikit mengingat tentang dia. dia kan ngerokok masa iya penyakitan masih bisa ngerokok. hemm *tuhkan ga pantes buat percaya sma dia. yaudah lah lupain aja gue ga mau ikut campur urusan dia, kalo pun dia bohong buat apa ? suapaya gue menghindar dari dia ? gak masuk akal Be** !! gue juga sakit tapi dia ga peduli apa penyakit gue. gue cuma bisa cukup tau sama dia. dia bilang ga boleh ada yg tau kalo dia sakit tapi gue cerita aja ke si buyung dan kata buyung pun ga mungkin, orang dia sehat-sehat aja. buyung aja bilang ga mungkin yah jelas ga mungkin. dia emg sehat-sehat aja !! terus gue salah apa ? ngapain buat cerita buruk kaya gitu sih ? sengaja banget ? tanpa dia cerita kaya gitu juga gue udh benci sama dia. terlebih-lebih kalo dia memang berbohong. gue pun udh ga pernah denger kabar dia gimana. dia udh meninggal atau pun belum juga gue ga tau dan gue ga mau tau. waktu ada drama kelas 11 gue datang untuk menonton drama itu. tiba-tiba gue liat ada dia dateng ke sekolah. dan dia duduk tepat di belakang gue. gue harus bisa bodo amat sama dia. gue juga ga mau noleh ke arah dia. gue masih ga bisa lupa sma kebohongan dia. setelah drama itu selesai dia malah ngajak gue makan ke MCD dia bilang buat perpisahan dan pertemuan terakhir kali. bodohnya gue yg udah benci dia ternyata hanya berpura-pura benci, gue ga bisa bohongin perasaan gue. gue masih pengen bisa sama-sama dia. dan gue pun mengiyakan ajakan dia untuk makan. awalnya pengen makan di MCD shinta tapi ga jadi akhirnya kita makan di MCD lippo yg baru di buka. sesudah kita makan gue kira kita bakal langsung pulang. tapi ternyata dia ngajak gue buat ke lippo dulu nemenin dia service hp. dan gue pun oke oke aja. sudah sampai di e-centre kata enci yg di counter service hp ini 1 jam. dan selama 1 jam itu kita menghabiskan waktu di amazon. kita bermain macam-macam game di sana. perpisahan 1 jam yg mengharukan. gue yakin gue ga akan pernah bisa jalan lagi sama dia. mungkin ini pertemuan terakhir gue sama dia. setiap pertemuan pasti ada perpisahan. menjalani hari-hari selama kurang lebih 1 thn penuh dgn cinta Be**. sampai detik ini gue masih mempunyai perasaan yg sama buat Be** . perasaan yg berbeda dengan 2 pangeran yg lain. Semoga Be** dapat perempuan yg benar-benar dia inginkan dan benar-benar dia sayang. gue seneng banget bisa kenal Be**.




Jumat, 09 Desember 2011

Lara Hati

Rasa takut kehilanganmu
Kini menjelma menjadi nyata
Ku tak bisa menghindar
Mungkin cintaku telah usai
 
Kata maaf tak bisa menebus
Atas satu khilafku padamu
Kau merasa dikhianati
Kau putuskan untuk pergi

Ku coba tersenyum saat kau pergi

Meski lara hati menangis melepasmu
Andaikan kau tahu
Betapa aku masih mencintamu

Kata maaf tak bisa menebus

Atas satu khilafku padamu
Kau merasa dikhianati
Kau putuskan untuk pergi

Ingin rasanya aku memelukmu

'tuk terakhir kali sebelum engkau pergi
Namun ku takut tak mampu
Menahan air mataku




Rabu, 07 Desember 2011

My Life :')

corat-coret udah penuh di buku-buku ku. sekarang waktunya aku tulis di sini deh :) hello kebahagiaan yang tak pernah hadir dalam hidup ku. hello kesepian yg selalu mendatangi kehidupan ku. dunia berputar terus-menerus dari yang di bawah bisa menjadi di atas dan bahkan sebaliknya. sekarang posisi aku lagi di bawah hemm di bawah banget malah -,-
di bawah dalam segala hal. Aku adalah gadis yang selalu di kelilingi oleh rasa kasihan banyak orang. di mata semua orang aku hanya gadis yang setiap saat harus di jaga. tetapi malangnya aku karna semua orang yg menjaga ku adalah orang-orang yg menyimpan belas kasihan. ga enak banget jadi aku. alasan mereka semua kasihan sama aku yah cuma 1, karna aku SAKIT . dari kecil aku emg udh lemah. begini ceritanya ....
waktu aku umur 5 thn aku mengalami kecelakaan mobil di depan rumah aku. waktu itu papah sedang manasin mobil untuk pergi kerja, dan aku masuk ke dalam mobil itu tanpa sepengetahuan papah. pada saat itu papah sedang masuk ke rumah untuk mengambil tasnya. dan aku pun ingin turun dari mobil. saat aku membuka pintu aku mengalami ketidak seimbangan yg membuat aku terjatuh keluar. posisi badan ku tengkurep saat aku terjatuh yg mengakibatkan dada ku besar sebelah . dada kiri ku mengecil karna saat aku di bawa ke rumah sakit dokter mengatakan bahwa tulang rusuk ku menempel ke jantung. kejadian itu membuat jantung aku tidak bisa berdetak cepat.
kemudian waktu aku umur 9 thn aku positif sakit paru-paru. penyakit itu bisa ada karna ulah papah ku yg sering merokok di mobil saat aku di antarnya ke sekolah. dan aku pun berobat selama 6 bln yah walaupun tidak ada hasil tapi sudah agak mendingan. tahun berganti tahun sampai dengan umur ku yg ke 15 thn. pada saat itu H-2 menuju UAN aku mengalami kecelakaan motor bersama sahabat ku. kecelakaan itu membuat aku lupa dengan segalanya. aku mengalami amnesia sementara. pada waktu itu aku tidak mengenal siapa2 bahkan oleh orang tua ku pun aku tidak ingat. aku pun menjalankan UAN dengan semampu ku saja . sampai akhirnya ingatan ku pun pulih kembali. dan pada saat itu aku mendapat kabar bahwa aku di terima di SMAN 7 Tangerang. aku pun senang sekali bisa bersekolah di sekolah ku sekarang. hari berganti hari dan penyakit jantung ku kembali bahkan lebih sakit dari biasanya. aku pun jadi lebih sering pingsan di sekolah. dan aku tidak berani saat aku harus tampil di depan kelas. karna aku paling takut berhadapan dengan orang banyak. setiap aku maju ke depan kelas untuk di nilai guru aku selalu gemeteran dan jantung ku selalu berdetak cepat yg membuat jantung ku semakin sakit. tahun pun berganti dan aku naik ke kelas 2 SMA . aku mendapat jurusan IPA pada saat itu tetapi aku memilih untuk pindah jurusan ke IPS karna aku takut masuk IPA. dan aku pun masuk di kelas XI IS 4. sakit yang aku rasa di kelas XI lebih sakit dari biasanya. saat aku upacara aku harus menyusahkan teman-temanku untuk mengangkat ku ke PMR. aku tidak tahan untuk berdiri lama. hari demi hari minggu demi minggu aku lewati. biasanya aku melewati pagi hari harus di mulai dengan pup. tetapi sudah 5 hari aku tidak bisa pup. dan sampai akhirnya aku bisa pup tapi saat pup itu sakit sekali dan pup ku mengeluarkan darah segar yg banyak sekali. saat itu badan ku lemas dan basah karna keringat ku yg becucuran. aku takut untuk bilang ke mamah dan aku pun tutup mulut .
lagi pula keluarga aku tidak peduli dengan ku . setiap aku pulang sekolah saja aku cuma bisa menemukan kunci rumah di bawah keset di depan pintu. aku bosan setiap hari selalu begitu. aku tahu papah selalu ke kantor dan pulang selalu larut malam. dan mamah setiap hari selalu pergi , aku pun tidak tahu mamah pergi kemana. dia selalu pulang saat azan maghrib. hemm rumah ku selalu sepi padahal aku 5 bersaudara. dan aku anak perempuan satu-satunya. kakak aku ada 3 dan adik aku 1. mereka selalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing. di samping mereka kuliah mereka juga sibuk dengan kegiatan lainnya. tapi aku selalu di temani oleh kucing ku yg sexi namanya amengky. cuma dia yg aku ajak ngobrol saat aku kesepian.
keputusan ku sudah bulat. aku tidak akan bilang ke keluarga ku kalau aku pup berdarah. toh mereka juga ga peduli sama aku. dan aku pun cerita ke sahabatku yaitu ragilia trinovanna SP. dia sahabat ku dari kelas 10-11 . dan dia adalah teman sebangku ku. cuma dia yg awalnya tau penyakit ku. dan hari berganti lagi aku pup kembali dan berdarahnya lebih banyak dari sebelumnya. dan aku pun akhirnya memberanikan diri untuk cerita ke mamah. pada saat aku bercerita. mamah cuma merespon bahwa aku cuma panas dalam atau ga sakit maag. segitu ga pedulinya mamah -,- dan aku pun meng-iyakan ucapan mamah. setiap 4 hari sekali aku pup aku selalu berdarah. dan di sekolah pun aku menjadi lebih lemah dari sebelumnya. aku rasa karna efek darah yg terus keluar membuat aku kekurangan darah. dan akhirnya karna aku mengeluh terus mamah memutuskan untuk menyempatkan waktunya membawa aku ke RS. sari asih dan siloam . 2 RS itu mnyatakan bahwa aku harus di colonoscopy. tapi aku memaksa tidak mau. karna aku takut dan aku lebih memilih untuk sekolah . 3 bulan berlalu dan sakit aku pun makin parah. saat aku di sekolah aku pingsan 2x dan saat itu mamah aku di telepon agar datang ke sekolah. dan aku langsung di larikan ke RS. Awal Bross. aku pun memasuki ruang UGD yang di penuhi banyak dokter dan suster. dan aku di nyatakan harus di rawat dan segera di colonoscopy. hemm akhirnya aku pun bersedia untuk di rawat. teman-teman ku tidak pernah lelah menjenguk ku setiap hari. yah walaupun aku tahu mereka sangat lelah harus bolak balik. saat itu keluarga ku menjadi lebih membaik dari sebelumnya. kakak dan adik ku juga setiap hari jengukin aku . dan papah selalu nyempatin waktunya untuk menengok ku yah sekalian jemput mamah pulang. dan sudah 6 hari aku di rawat dan aku pun sudah di colonoscopy dan hasilnya nihil katanya usus aku berlipat-lipat gtu . dan dokter mengambil kesimpulan bahwa aku infeksi lambung. pada saat itu aku belom di bolehkan pulang tapi aku memaksa untuk pulang ke rumah. dan dokter mengizinkan aku pulang. next day, aku kira aku udh sembuh tapi ternyata sampai detik ini perut aku masih berdarah. ya allah cuma 1 pinta ku. kuatkan lah aku menghadapi semua cobaan engkau. aku ikhlasmenerima ini semua dan aku sudah berusaha . aku hanya bisa pasrah ke pada mu . amiiiin :')